Selasa, 28 Juni 2011

Sedihhhhh

hmmmm..
saya benar-benar kecewa melihat hsil UTS pada slah satu mata kuliah, saya dapat nilai yg sangat2 hancurrrrrrr.......
"0"

apakah memang tidak ada lagi keringanan pada saya?

Mengapa ya Tuhan..?
aku menerima semua ini, karena ulah teman yg tidak jelas..
aku hrus mendapat nilai yg sangat mngecewakan.......


Jujurrr, aku kecewa bnget pnya teman... 
yg bisanya menghancurkan

Jumat, 24 Juni 2011

Saya Tak pernah Siap...

sahabat-sahabatku adalah toksin penenangku..
memberi ku sedikit kesembuhan dari sakitku yg mungkin tak akan sembuh..
tapi aku tak bisa tertawa, semua senyumanku telah hilang terbawa hujan..

aku masih berusaha mengerti,, tapi akalku membendungku,
karena masih saja semua terasa tidak semestinya, pasti ada sesuatu yg dia sembunyikan,,
karena sampai sekarang logika ku tidak percaya dan tidak mampu menerimanya..

aku masih menunggu dan berharap..
seperti jejak-jejak yang ia tinggalkan untuk ku ikuti sebagai penunjuk jalanku..
mungkin aku dapat menemukan sedikit pertanda atau setidaknya sedikit petunjuk tentang hadirnya..

aku masih tidak menerimanya,,
semua terlalu mendadak, dan aku tidak siap..
tapi aku memang tidak akan pernah siap,,
aku tidak siap pada kenyataan dimana aku tak lagi benar-benar ada...

Kemenangan Butuh Kesabaran...

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…
Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. “Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?” ” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?” ” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu” ” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah” ” Nah, akhirnya kau mengerti” ” Mengerti apa? aku tidak mengerti” ” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku” ” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ” ” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?” ” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Membayangkan Kehadiranmu.....

Saat kutapaki jalanitu
seakan kusadari ada dirimu
BerjALAn disampingkuu...

saat q tatap langit biru
Kubayangkan angan dan mimpiku
untuk selalu bertemu denganmu...

Saat kudengar sbuah lagu,
kuingin nada dan irama musikmu
ku dendangkan hanya utkmu

saat kumasuki tidur malamku,
kumimpikan kau dan aku menyatu
lalu ingin kukatakan :
"Kasihh..... aku merindukanmu"...

Dirimu Satu

Ada denting nada luka
yg mngalunsepi d ruang hati
biLa ingatan akan dirimu mengusik

T'lah kucoba m'langkah menjauh dr mu
meLupakan beningnya tatap matamu
syangnya,,,,,,, aku tak pernah bisa

andaikan kau mw mndengar
alun kidung rindu yg kucipta
smua tntng kamu, ya hnya kmu....!

kmulah kekasihku yg sngat kucintai &
kusyangi selamanya....

janganlah kau ragu ..